Keragaman
Bangsa Indonesia dan Potensi Konflik
BAB
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seperti kita ketahui Negara Kesatuan Republik
Indonesia selalu saja ‘memanas’ dengan Negara tetangganya yaitu
Malaysia.Walaupun kita Negara serumpun itu tidak menyulutkan konflik yang
selalu saja timbul. Di pembahasan ini kita akan mengetahui bagaimana sejarah konflik
Indonesia dan Malaysia. Konflik
Indonesia VS Malengsia atau yang lebih dikenal sebagai Konfrontasi
Indonesia-Malaysia adalah sebuah perang mengenai masa depan Malaya, Brunei,
Sabah dan Sarawak yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun
1962-1966.
Perang ini berawal dari keinginan Federasi
Malaya lebih dikenali sebagai Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1961 untuk menggabungkan
Brunei, Sabah dan Sarawak kedalam Federasi Malaysia yang tidak sesuai dengan perjanjian
Manila Accord Wikisource-logo.svg oleh karena itu Keinginan tersebut ditentang oleh
Presiden Soekarno yang menganggap pembentukan Federasi Malaysia yang sekarang dikenal
sebagai Malaysia sebagai "bonekaInggris" merupakan kolonialisme dan
imperialism dalam bentuk baru serta dukungan terhadap berbagai gangguan keamanan
dalam negeri dan pemberontakan di Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
Masalah-masalah masyarakat multietnik, Keberagaman
etnik di Indonesia, menimbulkan terjadinya konflik dan pertentangan antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Hal itu disebabkan oleh :
§ Menguatnya Primordialisme dan Etnosentrisme
Primordialisme
adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak
kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu
yang ada di dalam lingkungan pertamanya. Dalam kehidupan sehari-hari suatu individu
atau kelompok etnik pasti akan melakukan interaksi social dengan masyarakat disekitarnya
yang memiliki etnik yang berbeda. Dalam interaksi tersebut para pelaku dari berbagai
kelompok etnik akan menyadari bahwa terdapat perbedaan kelompok di antara mereka
dana kancenderungan memamerkan perbedaan etnik masing-masing. Sikap primordialisme
yang berlebihan akan memunculkan sikap etnosentrisme. Sikap etnosentrisme adalah
sikap membandingkan kebudayaan lain dengan kebudayaan dirinya sendiri dengan menggunakan
ukuran-ukuran yang berlaku di dalam kebudayaannya. Dengan sikap etnosentrisme ini
maka seorang individu atau kelompok akan menganggap remeh kebudayaan lain
karena merasa kebudayaannyalah yang terbaik.
§ Ketidak adilan Sosial
Ketidak
adilan social merupakan masalah serius, karena dalam masalah ini akan ada pihak-pihak
yang merasa diuntungkan dan pihak-pihak yang merasa dirugikan. Di jaman modern
ini masyarakat semakin sadar dengan hak-hak yang harus mereka dapatkan.Bukan hanya
hak di bidang politik tetapi juga hak di bidang ekonomi, missalnya pangan,
kesehatan, atau pekerjaan. Ketidak adilan social ini dapat menyebabkan konflik karena
kelompok yang merasa dirugikan atau disingkirkan akan menuntut hak-hak mereka dengan
cara-cara yang mereka anggap benar, ada yang melalui cara damai seperti perundingan
dan ada juga yang melalui jalan kekerasan seperti melakukan kerusuhan bahkan pembantaian
terhadap individu atau kelompok yang mereka anggap bertanggung jawab atas ketidak
adilan sosial yang mereka alami.
§ Membina solidaritas dikalangan generasi
muda
Generasi muda yang merupakan generasi penerus bangsa memiliki
tanggung jawab untuk menjaga keutuhan bangsa dengan meningkatkan solidaritas diantara
masyarakat.Peran penting dari generasi muda adalah kemampuannya menciptakan perubahan,
terlebih-lebih perubahan yang menyangkut masalah-masalah social seperti menciptakan
solidaritas di kalangan generasi muda untuk mengurangi prasangka yang dapat mengakibatkan
konflik multietnik. Untuk menciptakan generesi muda yang memiliki sikap solidaritas
maka generasi muda harus mendapatkan pendidikan multi cultural yaitu, proses
penanaman cara hidup untuk menghormati secara tulus, dan toleran dalam keberagaman
budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat multietnik. Dengan mendapatkan pendidikan
multicultural maka generasi muda diharapkan mampu menjadi penengah diantara masyarakat
dalam mengahadapi konflik-konflik yang berbau suku antar golongan ras dan
agama.
BAB III
PENUTUP
SARAN
Di jaman
modern ini masyarakat semakin sadar dengan hak-hak yang harus mereka dapatkan.Bukan
hanya hak di bidang politik tetapi juga hak di bidang ekonomi, missalnya pangan,
kesehatan, atau pekerjaan. Ketidak adilan social ini dapat menyebabkan konflik karena
kelompok yang merasa dirugikan atau disingkirkan akan menuntut hak-hak mereka dengan
cara-cara yang mereka anggap benar. Dan menjaga keutuhan bangsa dengan meningkatkan
solidaritas diantara masyarakat. Peran penting dari generasi muda adalah kemampuannya
menciptakan perubahan, terlebih-lebih perubahan yang menyangkut masalah-masalah
social seperti menciptakan solidaritas di kalangan generasi muda untuk mengurangi
prasangka yang dapat mengakibatkan konflik multietnik.
KESIMPULAN
generasi muda diharapkan mampu
menjadi penengah diantara masyarakat dalam mengahadapi konflik-konflik yang
berbau suku antar golongan ras, agama dan keadilan social yg sangat penting
bagi masyarakat-masyarakat atau generasi muda harus memiliki sikap solidaritas
yg tinggi agar masyarakat tidak akan menganggap remeh kebudayaan lain karena
merasa kebudayaannyalah yang terbaik.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber
lain :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar